"Bikin film superhero di Indonesia itu susah banget dan selalu menemui kendala ketika bertemu produser. Ada juga sih yang coba buat tapi pupus di tengah jalan karena terkait persoalan dana dan SDM," ujar X-Jo. "Saya beruntung akhirnya bisa bertemu pihak Putaar Production dan Moestopo Production karena konsep yang diusung sejak tahun 2004 akhirnya bisa terealisasi," tambahnya. Garuda Superhero berceritakan tentang dimana dunia sains dikejutkan dengan terciptanya senjata canggih sebagai penyelamat Bumi dari ancaman serangan asteroid-asteroid raksasa yang sewaktu-waktu dapat menabrak bumi dimasa depan. Namun senjata tersebut berhasil dibajak oleh kelompok Durja King dan dialih fungsikan justru sebagai ancaman kehancuran Dunia. Negara-negara adidaya maupun maju adalah sasaran utama dari ancaman terror Durja King, sehingga Indonesia atau khususnya kota Metro ini menjadi sorotan mata dunia. Kelicikan dan kekuatan super yang dimiliki oleh kelompok Durja ini, merupakan paket yang sangat sulit ditaklukan oleh pasukan DAT. Bahkan Pentagon sendiri secara khusus berencana campur tangan untuk turut membantu menanggani kasus besar tersebut. Tapi disaat-saat genting seperti itulah, muncul sosok GARUDA yang memilki kekuatan super dan berpihak pada kebenaran. Sejak itu, sepak terjangnya membuat gerah para pelaku kejahatan, dan berhasil mengacaukan rencana gila Durja King. Dunia pun kini menyambut hangat kehadiran figure Garuda sebagai Pahlawan Super mereka. Siapakah sebenarnya sosok Garuda? Hubungan apakah dengan pemuda bernama Bara? Bagaimanakah keterlibatan perusahaan raksasa Derma Corp dalam hal ini? Seseru apakah pertempuran super versus super mereka? Sampai dimanakah cerita asmara Bara dengan Rose putri Gubernur? Ada apa dengan kemunculan Black Shadow? Lalu akankah terror Durja King dapat ditaklukkan?
Banyak hal menarik yang terjadi dalam proses produksi film Garuda Supehero ini. Salah satunya adalah adu akting antara aktor kawakan dengan aktor muda dalam film yang hampir 90% dilakukan dengan blue screen ini. Dari kelompok aktor lawas dimotori oleh Slamet Rahardjo yang memainkan tokoh antagonis pengancam keselamatan dunia. Selain Slamet Rahardjo, adapula Robby Sugara, Piet Pagau dan Rudy Salam. Sedangkan dibarisan aktor muda digawangi oleh Agus Kuncoro, Alexa Key, Kia Putri dan tentu saja sang tokoh utama Rizal Alaidrus sebagai Garuda. Semua pemain dituntut mengeluarkan imajinasi yang kuat pada setiap scene yang dilakoni. Hal ini karena setting maupun efek yang ditampilkan dikerjakan pada proses editing. Imajinasi dibutuhkan ketika pemain dituntut membayangkan berbagai ledakan, tabrakan dan alien yang terjadi dalam film. Sehingga bagian terberat dari akting yang dilakukan oleh setiap pemain yaitu menunjukkan seberapa liar fantasi yang dimiliki untuk menaklukan setiap scene.
“Berakting di film ini seakan saya diajak bermain dengan fantasi-fantasi yang tidak terbayangkan sampai film ini selesai di meja editing," jelas Slamet Rahardjo. Sementara bagi Agus Kuncoro yang telah membintangi puluhan film layar lebar Tanah Air mengungkapkan, “Semua film punya tantangan tersendiri, termasuk Garuda Superhero dimana seakan kita berakting melawan diri sendiri untuk memperoleh karakter yang diinginkan sutradara," Berbeda dengan Agus Kuncoro, berakting perdana di film Garuda Superhero tidak membuat Alexa Key ciut berhadapan dengan seniornya di bidang perfilman. “Saya sangat beruntung, baru pertama kali bermain di film Superhero dan menjadi tokoh antagonis. Tidak semua aktris mendapat kesempatan ini,” tukas Alexa. Begitu pula bagi Rizal yang menyatakan,“Menjadi ikon Superhero tidak mudah, makanya saya sangat all-out dan belajar dari para senior saya dalam memerankan tokoh Garuda ini," Tidak berhenti di sana, film Garuda Superhero juga menghipnotis seorang Julia Perez untuk mendukung hadirnya film ini. “Film Garuda Superheromenunjukkan kalau bangsa kita bisa membuat film-film jagoan seperti yang dimiliki Hollywood. Stop memandang sebelah mata karya bangsa sendiri,”ungkapnya. Dalam film ini Julia Perez bahkan rela hanya menjadi cameo yang hadir hanya beberapa detik saja.
Untuk sosok superhero Garuda, pihak Putaar Production mempercayakan aktor pendatang baru bernama Rizal Al Idrus yang merupakan juara 1 L-Men of the Year 2012. "Kita pilih Rizal karena dia itu dokter dan duta rokok. Makanya di film ini nggak ada rokok yang masuk, nggak unsur politik pokoknya nggak ada sindiran-sindiran. Ini pure fantasi dan superhero aja,"tutur Dhoni. Yang penting, Superhero harus bisa mengajarkan kepada anak – anak tentang kebaikan dengan memberikan contoh. Karena mereka membutuhkan sosok yang bisa dijadikan jagoan idola yang baik. Namun sayang, untuk bagian animasi, film yang menggunakan teknik CGI biar keliatan kayak beneran tapi malah kaya video game. Mungkin karena keterbatasan fasilitas. Kostumnya mirip Batman, settingnya mirip di luar negeri. Tapi kita layak apresiasi, mudah – mudah ini dapat menjadi langkah selanjutnya munculnya film – film superhero Indonesia.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar